Anak kucing garong

Pas jalan2 di matahari galleria saya menemukan cd lagu anak2 yang isinya sangat familiar dengan masa kecil saya dulu, misalnya lagu: cicak2 di dinding,balonku, bintang kecil, pelangi dan lainnya.

Kemasannya sangat menarik, menggoda iman saya untuk membeli dan akan mempromosikannya di depan ponakan.

Tapi apa yang terjadi? Saat saya mempromosikannya mereka malah meledek saya dengan kata2 “hiy…..lagu apa ini pak de?,enakan juga dengerin samsons atau letto!!”

Hah???? Saya kaget banget…

Belum hilang rasa kaget saya, dateng ponakan yang paling kecil, [yang umurnya baru dua tahun dan bicaranya masih cadel] sudah sangat fasih menyanyikan lagu2 dari letto, samsons, ungu, dan lagu band yang lainnya….”buuuusssssyeeeeeeeettttttt”

Di lain kesempatan, di ruang tunggu di sebuah apotek di denpasar, lagi2 saya terpana, seorang bocah perempuan [yang menurut saya usianya baru 2 tahunan], asyik berdendang “lelaki buaya darat…busyet….” Si anak bergaya centil, menirukan gaya duo ratu, dengan penekanan yang sempurna di kata BUSYET…

Sang ibu tampak sumringah melihat tingkah polah anaknya, dan dengan bangga sekali bercerita pada seorang ibu di sebelahnya bahwa anaknya juga fasih menyanyikan lagu orang dewasa lainnya, selain lagu buaya darat itu tadi…saya sendiri sempat kagum dengan melihat kedewasaan si anak itu, serasa saya melihat kloningnya si Mulan kwok atau Mulan Jameela.

Kembali lagi ke CD yang saya banggakan [tapi menjadi bahan ejekan oleh ponakan saya]. Pastilah saya kecewa, tapi yang lebih kecewa tentu saja sang penyanyi karena setelah peluncuran, album itu tidak terdengar gaungnya sama sekali, walaupun banyak orang [selain saya] mengatakan lagu2nya sangat bagus sangat cocok buat anak2, tetapi sampai sekarang tak satupun saya lihat video klip lagu tersebut disiarkan oleh tv.

Peristiwa lagu terulang kembali, dalam acara bakti sosial yang di lakukan oleh salah satu LSM di sudut kota denpasar beberapa waktu yang lalu, rombongan hendak menghibur anak2 yang kurang mampu, yatim piatu, telantar, dan kelompok tersiakan deh intinya. Namanya mau menghibur tentu saja lengkap dengan penyanyinya.

Dengan kostum yang lengkap dan full color, sang penyanyi mengajak anak2 tersebut untuk menyanyi bersama. Lagu klasik sepajang masa macam bintang kecil pun di geber, namun tak ada suara yang keluar dari anak2 itu, tampang polos namun terlipat2 karena bingung mereka tunjukkan. Si penyanyi cepat tanggap dan mengerti bahwa anak2 itu tidak mengerti akan lagu yang tadi dan segera mungkin merubah menjadi lagu “ tik-tik bunyi hujan” akan tetapi ajakan untuk menyanyi bersama tetap tidak ada yang menghiraukan, semua bengong….

Tanpa di duga, setelah membisikkan sesuatu kepada pemain musiknya, sang penyanyi berseru “ adik2 kita nyanyi lagu kucing garong plus goyang dombretnya yah!!!!!”

Tak disangka, serentak anak2 tersebut berlari dan dengan semangat menyanyikan lagu kucing garong lengkap dengan goyang dombretnya. Kekakuan yang tadi sempat terjadi, hilang bergantikan keriaan penuh makna. Tak satupun anak yang terdiam diri dan tak satupun memasang tampang yang berlipat. Tapi gantinya, orang tua yang terkejut melihat anak mereka yang polos dan penuh aroma ke kanak-kanakan, berubah menjadi “anak” kucieng garong.

Ah selamat tinggal bintang kecil, pelangi-pelangi, naik delman, cicak-cicak di dinding…sekarang jamannya kucing garong dan goyang dombret…..